Pengikut

RSS

Mansua Dan Penderitaan





Kita semua tahu apa itu penderitaan. Kita bahkan sering mengalaminya dalam kehidupan sehari hari. Orang biasa bilang bahwa penderitaan itu seperti bayangan yang selalu ada sepanjang badan. Kadang-kadang bayangan itu di belakang kita sehingga kita tidak menyadari keberadaannya. Tetapi sering juga bayangan itu membentang di depan. Penderitaan menjadi sangat jelas dan mencekam.
Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu ada. Ia seperti bayang-bayang yang selalu menyertai hidup. Hanya orang yang sudah meninggal saja yang tidak mengenal dan mengalami penderitaan. Atau mungkin juga orang mati juga dapat menderita. Kita belum tahu rasanya apabila kita belum mengalami sendiri.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. 
- Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, 
- ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. 
Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
  • Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
  • Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
  • Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
  • Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.


contoh lainnya secara nyata adalah kelaparan yang melanda negri
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.
Jumlah orang kurang gizi (juta) pada 2000-2002, menurut FAO, negara-negara berikut memiliki lebih dari 5 juta orang kurang gizi:
NegaraJumlah orang kurang gizi (juta jiwa)
India250,4
Republik Rakyat Tiongkok142,1
Bangladesh42,5
Republik Demokratik Kongo35,5
Ethiopia31,3
Pakistan29,3
Filipina17,2
Tanzania15,6
Brasil15,6
Vietnam14,7
Indonesia12,6
Thailand12,2
Nigeria11,0
Kenya10,3
Sudan8,5
Mozambik8,5
Korea Utara8,1
Yaman6,7
Madagaskar6,0
Kolombia5,7
Zimbabwe5,6
Meksiko5,2
Zambia5,2
Angola5,1


 Dari Sabang Sampai Merauke Rakyat Indonesia Mati Kelaparan….
Mungkin begitulah lagu yang bisa kita nyanyikan sekarang. Saya coba google dengan kata kunci busung lapar untuk artikel 6 bulan terakhir, ternyata sungguh banyak artikel yang memuat berita rakyat Indonesia mati kelaparan dari Aceh, Riau, Tangerang, Makassar, NTT, hingga Papua.
Di Aceh 29 anak meninggal karena busung lapar sementara 1.336 lainnya kena busung lapar.
Tentu saja harus dicari penyebab dan yang lebih penting solusi agar tidak ada lagi anak Indonesia yang meninggal karena kelaparan.
Pertama kemiskinan di Indonesia umumnya adalah kemiskinan struktural yang terjadi karena kebijakan pemerintah yang keliru seperti pemerintah gagal mengontrol harga kebutuhan pokok rakyat seperti pangan sehingga harga meroket dan tidak terbeli lagi oleh rakyat serta berbagai penggusuran terhadap pedagang pasar/kaki lima yang kerap diikuti dengan kebakaran yang menghanguskan modal dagangan mereka.
Sikap sebagian elit pemerintah/politikus yang menutup mata seperti menyatakan bahwa Indonesia sudah tidak masuk negara miskin lagi karena pendapatan per kapita sebesar US$ 2.000/tahun sangat menyesatkan. Dia tidak memperhatikan jurang antara yang kaya dan miskin di Indonesia. Seorang kaya bisa punya harta trilyunan rupiah seperti Menko Kesra Aburizal Bakrie yang kekayaannya mencapai Rp 1,3 trilyun. Tapi yang miskin penghasilannya bisa hanya Rp 5.000-10.000 per hari seperti keluarga Basse yang mati kelaparan. Jika dihitung pendapatan per kapita, maka keluarga dengan 2 anak tersebut pendapatannya hanya kurang dari US$ 73 per tahun per orang (1 US$=9.400 dan pendapatan keluarga Rp 7.500/hari). Sehari pendapatan per orang keluarga tersebut hanya US$ 0,2 per hari atau hanya Rp 1.875.
Sikap keliru lainnya adalah memandang enteng kasus kematian warga sebagai kasuistis. Sebagai contoh satu aktivis Partai Demokrat dalam satu acara di TV mengatakan bahwa yang mati kelaparan kan cuma 1 orang yang kemudian dibantah oleh presenter Dessy Anwar bahwa rakyat miskin di Indonesia ada 37 juta dengan dokumen statistik yang dia pegang.
Untuk mengatasi kemiskinan, sikap tidak peduli macam di atas harus dibuang dulu, baru kita bisa maju.
Pemerintah juga harus meralat standar angka kemiskinan 166.697 per bulan atau Rp 5.500 per hari juga sangat minim. Sebagai contoh, untuk sekali makan saja minimal perlu Rp 3.000. Jadi kalau 3 x makan, berarti butuh Rp 9.000. Ditambah minuman yang sehat (air masak) paling tidak Rp 500. Jadi hanya untuk makan minum perlu Rp 9.500 atau sekitar 1 dollar per hari. Itu baru untuk makan-minum. Belum untuk rumah, listrik, transport, pendidikan, sabun, dan sebagainya.
Jelas angka garis kemiskinan pemerintah sebesar Rp 5.500/hari terlalu rendah. Untuk binatang yang tak perlu rumah, sekolah, sabun mungkin cukup. Tapi untuk manusia jelas kurang. Bahkan ada yang bilang binatang saja punya kandang. Masak orang tidak punya rumah… Dengan garis kemiskinan yang rendah itulah maka jumlah orang miskin di Indonesia tidak banyak. Hanya sekitar 37 juta jiwa. Tapi jika memakai standar dunia, jumlahnya bisa membengkak hingga 126 juta jiwa. Tak heran jika pada saat penyaluran dana bantuan, banyak orang yang menurut versi pemerintah kaya ikut mengantri. Padahal mereka sebenarnya miskin menurut standar yang wajar.
Oleh karena itu Bank Dunia (World Bank) menyatakan bahwa garis kemiskian absolut (Extreme Poverty Line) adalah US$1/hari dan Moderate Poverty Line sebesar US$ 2/hari. Artinya satu keluarga dengan 2 orang anak dikatakan miskin jika penghasilannya kurang dari Rp 1,128.000/bulan.
Dengan standar itu ada 63 juta rakyat Indonesia yang berada dalam kemiskinan yang ekstrim dan 126 juta yang miskin moderate.
Dengan menyadari jumlah rakyat miskin yang benar, kita baru bisa membantu orang miskin. Dana APBN sebesar Rp 800 trilyun harusnya separuhnya digunakan untuk mensejahterakan rakyat. Bukan untuk memperbesar gaji para pejabat, renovasi rumah anggota DPR, apalagi sekedar studi banding dari Mall ke Mall di luar negeri. Utamakan separuh dana APBN untuk rakyat.
Busung lapar/kemiskinan bertambah banyak karena harga barang meroket jauh melebihi pertambahan penghasilan. Taruhlah dulu separuh penduduk Indonesia hidup cukup. Penghasilan mereka sebulan Rp 500 ribu dan kebutuhan hidup Rp 500 ribu. Ini bisa bertahan. Tapi begitu harga pangan seperti beras, kedelai, minyak goreng meroket hingga 2 kali lipat lebih sehingga kebutuhan hidup jadi Rp 1 juta per bulan, maka rakyat Indonesia jadi kekurangan. Bahkan seandainya secara statistik penghasilan rakyat Indonesia naik jadi Rp 700 ribu per bulan, tapi tetap saja mereka bertambah miskin jika biaya kebutuhan hidup naik jadi Rp 1 juta per bulan atau lebih.
Agar harga pangan tetap terjangkau oleh rakyat Indonesia yang sebagian besar miskin, pemerintah perlu menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk produk pangan yang sangat diperlukan seperti beras, kedelai, minyak goreng, dan minyak tanah. Minimal untuk produk kelas 3 yang tidak akan dikonsumsi oleh orang kaya.
Untuk menjaga agar harga stabil, pemerintah bisa mengenakan Pajak Ekspor (PE) yang besarnya 4 kali lipat dari PPN dalam negeri. Misalnya jika harga minyak goreng menembus lebih dari Rp 8.000/liter, pemerintah bisa mengenakan PE sampai 40% sehingga penerimaan pajak pemerintah juga bertambah. Dengan PE minyak goreng 40% misalnya, pemerintah bisa dapat pajak sampai Rp 20 trilyun sementara eksportir minyak goreng tetap untung meski keuntungannya tidak besar. Misalnya dulu dengan harga minyak goreng Rp 6000/kg mereka hanya untung Rp 3.000/kg, maka dengan harga minyak Rp 15.000/kg maka pemerintah dapat pajak Rp 6.000/kg sementara eksportir minyak goreng tetap untung Rp 6.000/kg (jika hpp Rp 3.000/kg). Keuntungan eksportir itu justru naik 2 kali lipat dari Rp 3.000/kg jadi Rp 6.000/kg.
Agar pemerintah bisa menstabilkan harga dan tidak berulangkali dipermainkan oleh para pengusaha seperti pengusaha minyak goreng yang berulangkali menaikan harga, maka pemerintah harus menguasai 51% produk kebutuhan rakyat. Jika tidak, maka begitu pemerintah dan rakyat lengah, harga minyak goreng membubung lagi.
Tak ada salahnya pemerintah menganggarkan Rp 10 trilyun untuk mentransmigrasikan 100 ribu KK (400.000 jiwa) ke Sumatera di mana tiap KK mendapat tanah 2 hektar. Pemerintah harus menyediakan lahan seluas 200 ribu hektar (2.000 km2). Harusnya tidak sulit mengingat luas pulau Sumatera 473 ribu km2 lebih dan pemerintah telah memberikan jutaan hektar tanah kepada para konglomerat dan pengusaha asing. Minimal 1 dari 5 transmigran adalah petani sehingga mereka punya pengalaman untuk dibagikan ke transmigran lain. Sisanya adalah dari keluarga miskin yang rawan kena busung lapar.
Dengan cara itu, keluarga miskin bisa lebih sejahtera karena bisa bertani, Indonesia bisa hemat devisa karena tidak perlu impor pangan dari luar, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan baik sebagai buruh tani atau pun buruh pabrik pupuk karena produksi mereka bertambah. Dari 200 ribu hektar paling tidak bisa didapat panen sekitar 2 juta ton makanan setiap tahun. Sebagian lahan bisa untuk tanaman padi, sebagian lain untuk kedelai dan juga pangan lain (selama tanahnya cocok) yang Indonesia masih kekurangan.
Minimal itulah yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Saya lihat SBY sebenarnya cukup baik dan masih punya kepedulian. Sayangnya visi dan misi harus lebih diperjelas. Dan para pembantunya seperti Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan terbukti gagal membuat harga barang stabil dan terjangkau oleh rakyat. Kasus meroketnya kenaikan harga minyak goreng misalnya, itu kan terjadi dari Mei 2007. Ternyata berbulan-bulan hingga sekarang (Maret 2008) belum beres juga. Ini menunjukkan kekurang-pedulian atau ketidak-mapuan para menteri tersebut mengendalikan harga.
Banyaknya anak-anak yang kena busung lapar dan meninggal juga bukti ketidak-mampuan Menko Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Dia gagal membantu fakir miskin dari bahaya kelaparan. Bagaimana bisa membantu rakyat miskin dengan bantuan langsung jika tidak semua rakyat miskin terdata atau kriteria kemiskinan terlampau rendah. Sebagai contoh di Kalimantan Selatan yang luasnya relatif lebih kecil dibanding Kaltim, Kalteng, dan Papua ternyata separuh penduduk miskin belum terdata pemerintah.


Sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas Ilmu Budaya Dasar


Tes Minggu 1
I. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR DARI SOAL BERIKUT INI
1. Mata kuliah pengantar ilmu sosial bersifat :
     a. memberi arahan penekanan materi seluruh ilmu-ilmu sosial
     b. memberi arahan penekanan secara global dan tidak mendalam
     c. memberi arahan penekanan pada subyek oriented menuju specialisasi
     d. memberi penekanan mataeri ilmu sosial secara terperinci

2. Ilmu sosial dasar adalah :
     a. ilmu yang membahan mengenai masalaha sosial dalam kehidupan masyarakat
     b. ilmu yang memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral
     c. tujuan pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi
   d. pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial yang menggunakan pengertian pengertian (fakta, teori, konsep) berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahian
 

3. Latar belakang diberikannya ISD pada prinsipnya adalah menghindari :
     a. anggapan bahwa sistem pendidikan kita hanya mementingkan sosial science
     b. kritik terhadap sistem pendidikan kita oleh sejumlah cendikiawan
     c. anggapan bahwa sistem pendidikan kita tidak berbau kolonial
     d. a, b dan c benar


4. Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga ketrampilan yang tidak  termasuk kedalam kemampuan ini adalah ;
     a. personal                                       c. likwidasi
     b. akademis                                     d. profesional
     

5. Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan,   maksudnya adalah :
     a. para tenaga ahli diharapkan mempunyai pandangan yang luas
     b. peka terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia
c. para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesi
     d. a, b dan c benar


6. ISD termasuk program pendidikan umu ( MKDU ) , tujuan dari MKDU adalah untuk
    a. memperluas cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga  tidak    terbatas pada bidang pengetahuan keahlian golongan asal masing-masing
   b. memberi pemahaman kepada mahasiswa sebagai layaknya mata kuliah lain yang diberikan
    c. mengantarkan mahasiswa agar menjauhi masalah-masalah sosial
    d. a, b dan c benar


7. Salah satu definisi ISD adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dari pernyataan itu maka ISD itu bersifat :
     a. subject-oriented                                                 c. problem-oriented
     b. object-oriented                                                   d. humanties


8. Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) merupakan :
     a. ilmu yang mempelajari manusia dan interaksinya
     b. bidang studi yagn merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial
     c. suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di perguruan tinggi
     d. a, b dan c benar


9.  Filsafat merupakan sumber ilmu pengeatahuan alam maupun sosial. Hakekat dari ilmu filsafat adalah mempersoalkan
a. asal-usul ilmu pengetahuan
b. hadup dan kehidupan manusia didunia
c. rasa ingin tahu manusia mengenai dunia
d. pencabangan ilmu pengetahuan
e.penelaahan alam sekitar dan perkembangannya
     

10. Menghadapi era globalisasi, lulusan perguruan tinggi dituntut kualitasnya secara memadai. Kualitas tersebut harus terlihat dengan diperolehnya pengetahuan, sikap, tingkah laku dan tindakan sebagai cerminan kepribadian Indoensia. Perolehan-perolehan ini adalah merupakan sebgaian dari kemampuan
a. personal
b.  profesonal
c.  akademik
d.  manajerial
e. vokasional


11.  Lulusan perguruan tinggi perlu memiliki wawasan yang tidak terbatas pada bidang keahliannya. ISD adalah bagian dari program mata kuliah dasar umum untuk membawa mahasiswa agar
a. memiliki keahlian beragam menghadapi persaingan dunia kerja
b. menyadari posisinya sebagai calon pemimpin masa depan
c. peka,terbuka, dan ada rasa tanggungjawab terhadap masalah sekitar
d. selalu mengikuti perkembangan masalah – masalah masyarakat
e. memiliki kemampuan tinggi dalam profesinya


12. ISD dan pengetahuan sosial dibedakan keduanya dalam hal orientasi atas pendekatan yang dilakukan. Beda keduanya adalah :
a. isd berorientasi materi, pengetahuna sosial berorientasi multidisiplin
b. isd berorientasi materi, pengetahuan sosial berorientasi inter disiplin
c. isd berorientasi inter disiplin, pengetahuan sosial berorientasi praktis
d. isd berorientasi inter disiplim, pengetahuan sosial  berorientasi materi
e. isd berorientasi praktis, pengetahuan sosial berorientasi materi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS